Jumat, 16 November 2012

Hilangkan Gengsi Minta Maaf terhadap Anak

 
 
Menjadi Orangtua bukan berarti selalu benar, Tak jarang Orang tua melakukan kesalahan kepada anak, sehingga membuat hubungan terganggu terhadap anak, Masih banyak Orangtua yang merasa benar dengan sendirinya, padahal belum tentu benar menurut anak, dan sering kita tidak menyadari pentingnya Minta maaf terhadap anak2 kita, berikut tips jitu bagaimana minta maaf terhadap anak kita tanpa mengurangi wibawa sebagai Orangtua.

Mengaku bersalah
  • Sadari bahwa anda telah membuat kesalahan, dan akui itu padanya. Inilah salah satu faktor penting dalam meminta maaf. Tak jarang ini sulit dilakukan, karena orangtua merasa gengsi. Lupakan gengsi, kalau memang tak ingin masalah terus berlarut.
Tulus

  • Ketika meminta maaf, anda harus tulus. Anak akan gampang mengetahui ketika anda membohonginya tentang hal ini. berilah Maaf yang serius." Ka..Maafin Ummi Sayaaang, ummi  salah, Ummi udah menyalahkan Kaka...Ummi akan hati-hati lagi knapa Kaka sampe mukul Azzam" padahal pengalaman ini Azzamlah yang duluan mukul kakanya, karena Kakanya lagi asyik nonton...tanpa sadar, setelah azzam mukul otomatis c kaka mukul kembali adiknya, yang terlihat terakhir, Kakanya yang mukul..kakanya yang salah, padahal nggak begitu, si adiknya disini yang salah...(kasus kecil deh  :)) kalo bisa ampe nangislah kita minta maaf, biar terlihat tulus dan serius hehee
Tenang
  • Meminta maaf dalam keadaan emosi akan percuma. Kalau anda belum bisa bersikap tenang, katakan padanya bahwa anda butuh waktu untuk sendiri, sebelum melanjutkan pembicaraan dengannya. Kemudian, pikirkan apa yang terjadi dan apa penyebabnya agar pikiran jadi tenang.
Tepat sasaran
  • Katakan permintaan maaf anda secara langsung dan dalam kalimat yang tidak berbelit-belit. Ingat, yang dimintakan maaf adalah sikap anda yang baru saja terjadi, bukan kepribadian anda. Misalnya, mintalah maaf atas kemarahan dan ucapan anda yang kasar, bukan atas kepribadian yang emosional.
Jangan menyalahkan
  • Jangan balik menyalahkan anak hanya untuk membenarkan sikap anda. Misalnya, dengan mengatakan bahwa seandainya ia tidak malas, anda tidak akan marah terus padanya. Ini sama saja dengan tidak meminta maaf, melainkan justru menyalahkannya.
Meminta maaf
  • Mengatakan bahwa anda bersalah dan bertanya apakah ia mau memaafkannya akan mempermudah untuk mengungkapkan penyesalan, sekaligus membuat anak belajar memahami cara memperbaiki hubungan.
Evaluasi
  • Bersama anak, lihat kembali bagaimana anda bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik, dan sepakati cara yang akan dilakukan bila masalah yang sama terjadi lagi nanti.
Lupakan
  • Bagaimanapun juga, anda hanya seorang manusia, yang tentu tidak sempurna dan bisa berbuat salah. Namun, jangan terus berkutat pada rasa bersalah. Setelah meminta maaf pada anak, lupakan masalah tersebut dan berusahalah untuk tidak mengulanginya lagi, sama seperti ketika memintanya tidak mengulang kesalahan.
Jangan berlebihan
  • Berlebihan dan selalu meminta maaf, bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele, justru akan membuat anda kehilangan wibawa. Mintalah maaf karena anda memang bersalah, bukan karena ingin berusaha menerapkan disiplin atau hukuman yang terbilang wajar, atas kesalahannya.
Tapi sering juga Reaksi dan cara menghadapi suatu masalah berbeda-beda pada setiap anak. Ada yang mudah memaafkan , tapi ada pula yang tidak, sehingga menimbulkan dampak dalam jangka waktu lama, misalnya:
1. Anak kehilangan kepercayaan pada orang tua maupun orang lain
2. Anak kurang mamiliki kepercayaan diri
3. Anak tidak dapat mengendalikan diri atau emosi.
4. Anak merasa sedih, tersisih, tersinggung dan lainnya.
5. Anak merasa tidak diperhatikan dan tidak dihargai perasaannya.
Semoga bermanfaat...!! :)
 
Sumber : Tips Dunia Anak

Senin, 12 November 2012

Kenalkan Olahraga Ekstrem Kepada Anak

Kenalilah olahraga Favorit anak anda, Selain olahraga rutin di sekolah atau di rumah, waktu libur bersama seharunya juga bisa dimanfaatkan untuk memastikan olahraga apa yang paling digemari anak. Cobalah rencanakan liburan ke daerah atau tempat wisata yang sejuk dengan suasana dan lokasi yang memungkinkan melakukan olahraga bersama. Biarkan anak melakukan olahraga yang digemarinya.

Sebenarnya susah-susah gampang membuat anak memiliki olahraga favorit baginya. Karena anak-anak masih cenderung mengikuti olahraga apa yang paling banyak dimainkan oleh teman-temannya.
Ada beberapa hal yang patut Anda curigai ketika anak menunjukkan gejala tidak menyukai olahraga yang diberikan kepadanya, diantaranya adalah anak jadi tidak bersemangat, malas-malasan, bahkan tidak mau disuruh sama sekali, atau anak jadi malas berangkat ke sekolah.

Mengenalkan kegiatan ekstrem pada anak

Bagi orang tua yang bosan mengajak anaknya berolahraga namun tidak pernah sukses menjadikan anak gemar berolahraga, ada berbagai macam solusi yang perlu dicoba agar anak kecanduan berolahraga. Salah satu cara itu adalah dengan memeperkenalkan anak-anak pada olahraga ekstrem yang sesuai dengan usia mereka.
Memperkenalkan olahraga ekstrem pada anak, misalnya surfing di laut, skateboard, atau panjat tebing, ternyata memiliki sisi positif yang dapat dimanfaatkan orang tua bagi perkembangan anak-anaknya. Sisi positif itu antara lain, anak merasa tertantang untuk melakukan suatu kegiatan dan berusaha untuk menyelesaikannya. Anak menjadi lebih sportif bahkan menjadi lebih percaya pada kemampuan dirinya sendiri.
Olahraga unik dan ekstrem lainnya yang juga digemari oleh anak-anak adalah olahraga berkuda. Olahraga ini ideal untuk dinikamti bersama dengan seluruh keluarga. Bahkan, balita pun sudah dapat menikmati nerkuda walau kudanya masih dituntun. Mulai usia 5-6 tahun anak-anak sudah dapat belajar menunggang kuda sendiri.
Walaupun memiliki sisi positif, olahraga ekstrem tetap saja berbahaya bagi anak-anak. Pengawasan ekstra ketika anak-anak sedang melakukan olahraga ekstrem tersebut sangat dibutuhkan. Karena keselamatan anak-anak tentu saja menjadi hal penting bagi seluruh keluarga.
Tip memilihkan olahraga untuk anak
  • Sesuaikan usia
    Jangan pernah memberikan olahraga yang terlalu memforsir tenaga anak-anak dalam berolahraga. Izinkan mereka untuk istirahat kalau memang menginginkan istirahat
  • Tetap awasi
    Setiap orangtua tentu tidak ingin anaknya mendapatkan kecelakan, akan lebih baik ketika melakukan olahraga apapun, anak-anak tetap diawasi walaupun olahraga yang dilakukan adalah olahraga favorit
  • Hindari dehidrasi
  • Karena banyak mengeluarkan keringat, akan lebih baik setiap melakukan olehraga jenis apa pun anak dibekali dengan sebotol minum. Sehingga kapan saja merasa haus anak bisa langsung minum.
  • Peralatan P3K
    Walaupun olahraga yang dilakukan adalah olahraga ringan sekalipun, ada baiknya orangtua tetap menyiapkan kotak P3K, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakan, walaupun itu luka kecil sekalipun
  • Perhatikan kondisi
    Jangan pernah memaksakan sebuah olahraga tertentu kepada anak. Jika anak sudah mulai bosan, lebih baik biarkan mereka beristirahat. Berikan kebebasan pada anak untuk memilih olahraga kesukaannya sendiri.
Sumber: Koran Sindo


Pentingnya Olahraga untuk melatih fungsi Motorik Anak

 Bunda, Seperti yang kita ketahui kondisi tubuh yang bugar akan membuat tubuh lebih kebal terhadap penyakit, tubuh yang bugar juga cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi tantangan fisik dan emosi. Oleh karena itu bunda biasakanlan buah hati anda untuk melakukan olahraga ketahanan diri, seperti berlari, melompat, bersepeda, dan berenang .

Seringkali kita memberikan proteksi yang salah kepada buah hati kita, kita memberikan fasilitas seperti komputer ataupun Play Station hanya agar buah hati kita tidak terlalu sering bermain diluar dengan alasan faktor keamanan sementara didalam rumah tidak ada ruang terbuka untuk anak berolahraga.Dengan bersikap seperti itu kita secara tidak sadar telah membatasi pengembangan motorik anak.

Anak-anak pun membutuhkan aktivitas fisik agar pertumbuhannya optimal. Dengan berolahraga secara teratur Anak dipercaya akan lebih sehat dan gembira. Melakukan olahraga sejak dini tidak hanya dapat  membuat badan sehat dan kuat, tapi juga bisa mencegah obesitas pada anak.


Tingkatkan fleksibilitas dan kebugaran
Dengan berolahraga secara rutin, anak-anak akan memiliki kondisi tubuh yang bugar dan akan membantu untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik. Anak-anak dengan kondisi yang bugar juga cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengatasi rintangan fisik dan emosi. Selain itu, tubuh bugar memperluas peluang anak untuk melalukan berbagai kegiatan fisik maupun non-fisik. Dengan melakukan olahraga rutin, kekuatan fisik Anakpun juga akan meningkat.

Namun T jenis-jenis olahraga yang ditunjukkan untuk anak-anak sebaiknya tidak diarahkan untuk kekuatan motorik dan fisik. Sangat dianjurkan agar anak tidak melakukan program olahraga yang secara khusus ditunjukkan untuk menghasilkan otot-otot tubuh yang kuat, seperti push-up, pull-up, angkat beban, dan sebagainya. ”Dengan hanya memanjat atau melompat, anak juga akan mendapatkan manfaat yang kurang lebih sama dengan olahraga tersebut.
 Jenis olahraga dapat disesuaikan dengan kondisi keadaan si anak. Umumnya semua jenis olahraga memiliki manfaat tersendiri bagi anak-anak. Seperti ketika berlari misalnya, anak akan dilatih untuk melemaskan sendi-sendi otot yang digunakan untuk berlari. Terutama otot pada bagian kaki.


Olahraga Berjalan, Melompat dan Berlari

Dengan melakukan pergerakan seperti berjalan, melompat, dan berlari, anak akan berlatih menopang badannya, dan ini akan sangat baik untuk melatih keseimbangannya. Secara otomatis otot-ototnya pun akan ikut terbentuk, dan tulang juga akan bertambah padat. ”Selain itu, berlari juga akan berguna untuk paru dan jantungnya.


Berenang
Olahraga Berenang, memiliki manfaat lain yang juga bermanfaat untuk pertumbuhan anak-anak. ”Umumnya pada olahraga berenang yang dilatih ialah persendian di bagian punggung, dada, dan lengan atas,” jelasnya. Berenang merupakan salah satu olahraga yang paling sering dipilih orang tua dengan harapan dapat memacu tinggi badan anak. Harapan tersebut memang ada benarnya.
Berenang akan melatih semua otot-otot tubuh, sehingga dapat membantu untuk bertambah tinggi. ”Olahraga ini dapat memicu hormon-hormon pertumbuhan untuk bekerja lebih baik agar si kecil terus bertambah tinggi dan berkembang’” ungkap Tanya. Namun, dikatakannya berenang hanyalah salah satu dari sekian banyak aktivitas yang dapat dilakukan si kecil dengan manfaat yang sama. Artinya, olahraga apapun, umumnya akan membuat pertumbuhan anak berlangsung optimal.


Waspada terhadap kemungkinan Dehidrasi ketika Berolahraga

Namun dalam mendampingi anak-anak yang sedang berolahraga, dianjurkan agar orang tua memperhatikan faktor kemungkinan terjadinya dehidrasi pada anak. Tingkat dehidrasi pada anak lebih besar ketimbang orang dewasa. 

Umumnya orang dewasa mengenali tanda-tanda terjadinya dehidrasi melalui munculnya rasa haus, namun bagi anak-anak, dehidrasi mungkin saja terjadi sebelum rasa haus itu datang.

Orang tua juga perlu menyadari pentingnya melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah melakukan olahraga. Pemanasan berguna untuk mempersiapkan otot-otot yang akan digunakan untuk berolahraga, sedangkan pendinginan berfungsi untuk meregangkan otot-otot setelah melakukan olahraga. “Dengan melakukan pemanasan dan pendinginan, diharapkan akan terhindar dari cedera otot selama melakukan atau sesudah melakukan olahraga.  

Perhatikan Mood Anak
faktor moody juga harus diperhatikan oleh para orang tua. Pada anak-anak, moody memang kerap terjadi, apalagi ketika Ia merasa bosan dengan kegiatan olahraganya. Untuk itu disarankan agar orang tua selalu berusaha agar dapat membuat anaknya merasa butuh untuk berolahraga dengan aktivitas yang disukainya.
Misalnya, ketika bersepeda bersama ayah, anak merasa senang karena ayah meluangkan waktu dan mendapat pengalaman yang seru karena menjelajah daerah pemukiman yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. ”Jika anak sedang merasa kesal, bisa jadi olahraga merupakan cara untuk melampiaskan kekesalannya dan kembali merasa nyaman,”ungkapnya.

Manfaat olahraga bagi anak-anak :
  1. Memaksimalkan kemampuan motorik dasar. Menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak sudah mengusai kecakapan motorik dasar, seperti berjalan, berlari, dan melompat, meski belum sempurna. Sehubungan dengan itu, balita butuh berolahraga demi memaksimalkan keterampilan motorik dasar tersebut.
  2. Tumbuh kembang yang sehat. Olahraga memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan berolahraga secara teratur, kebugaran jantung dan paru-paru anak akan terjaga, postur dan keseimbangan tubuh menjadi bagus, dan otot maupun tulangnya menjadi kuat.
  3. Mencegah obesitas. Bukan hanya makanan yang sarat gula dan lemak, faktor lain seperti panjangnya jam sekolah, kurangnya fasilitas penunjang seperti taman bermainn di area perumahan, asik menonton tv, bermain dengan komputer dan Playstation, bisa memicu kegemukan aktivitas fisik yang rendah. Olahraga rutin bisa mencegah anak mengalami obesitas.

Sumber :  http://www.ibudanbalita.com